SIDRAP, DELIK.ID — Lonceng Sekolah SD Negeri 5 Wanio, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan bernunyi, Aan Nur Prtama, Pelajar Kelas V, paling duluan menyalami tangan Gurunya sekolah dibanding teman-teman lainya. Aan berlari pulang ke rumahnya dengan tas yang lusuh. Terik matahari tak menghalangi Aan untuk segera pulang merawat Ayahnya yang sakit dan Neneknya yang sudah Pikun.
Tak Seperti anak sekolah dasar pada umumnya tiba di Rumah menbamgil makanan dan kemudian beramain. Setiba di rumah, Salam diucap Aan pun masuk ke rumahnya kemudian membuka sepatu, menggantung Seragam dan tas sekolah. Aan langsung merawat Bahri sang ayah yang lumpuh karena kecelkaan kerja dan sang Nenek yang sudah pikun, keduanya hanya bisa terbaring ditempat masing-masing
” Saya sudah enam tahun menderita lumpuh akibat kecelakaan kerja. Saat itu saya tertimpa batu bata, dan divonis patah tulang belakang. Beruntung Aan bisa merawat saya dan Neneknya yang sekarang sudah pikun. Demi memenuhi kebutuhan sehari-hari Aan bekerja juga sebagai buruh di Pembuatan Batu Bata.” Ungkap Bahri, Selasa (25/02/2020), saat Aan menyisir rambunya di rumahnya Desa Bapangi, Kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan.
Memastikan Kondisi Sang Ayah dan Neneknya sudah makan, Aan kemudian berpamitan menuju tempat dimana ia bekerja di pengerajin batu bata desa setempat. Bekerja dengan mengeringkan 7 ribu hingga 10 ribu batu bata setengah hari, sesekali Aan menyeka keringat demi diupah 30 ribu untuk biaya sekolah dan kebutuhan keluarga. Untuk Makan Aan mengandalkan Pemlik usaha batu bata, sebelum bekerja.
” Aan anaknya rajin dan telaten, Ia mampu menjemur batu bata sebanyak 7 ribu hingga 10 ribu dalam setengah hari. kadang jika Aan menjemur lebih dari biasanya terpaksa saya haru berhutang upah kepada Aan jika pesanan batu bata belum dibayar pelanggan.” Ungkap Ancu, Bos Aan pengerajin batu bata.
Seharian Sekolah, merawat Ayah dan Nenek serta bekerja di pengerajin batu batah, Peluh Aan diacuhkan untuk kebutuhan sekolah dan keperluan sehari-hari keluarganya.
” Capek, namun untuk biaya sekolah dan kebutuhan keluarga, sakit dan peluh terbiasa. saya juga akan menabung demi mengejar cita-cita menjadi Tentara dan Polisi,” Lirih Aan sambil menyeka keringat.
Miris, Walau medapatkan Bantuan Beras Sejahtera, Namun Keluarga Aan tak pernah mendapatkan bantuan biaya perawatan dari Pemerintah Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan. (D11)