PAREPARE, DELIK.ID – Tim Penanganan Covid-19 RSUD Andi Makkasau, Kota Parepare, langsung melejit.
Tim yang terdiiri dari 35 orang tenaga ini berhasil menyelesaikan misi mereka merawat empat PDP dan dua pasien positif Covid-19 hingga sembuh dan kembali ke rumah masing-masing.
“Alhamdulillah, semua pasien yang dirawat di ruang isolasi sudah sembuh dan sudah kembali ke daerahnya masing-masing. Untuk masyarakat, tolong bantu kami tetap di rumah,” harap Koordinator Tim Penanganan Covid-19 RSUD Andi Makkasau, Sri Umi Wahyuni, Sabtu, 4 April 2020.
Sri Umi mengungkapkan, selama 19 hari menjalankan tugas kemanusiaan banyak cerita suka dan duka yang dialami oleh mereka yang menjadi garda terdepan penanganan pandemi ini.
“Ini panggilan jiwa. Kami sempat kekurangan APD, untungnya manajemen RS bergerak cepat meminjam APD di tempat lain,” ungkapnya.
Sri Umi mengaku, sempat was-was namun tetap membangun semangat dan memberikan edukasi agar tim bekerja sesuai SOP medis.
Tepat 17 Maret 2020, Tim Covid-19 RSUD Andi Makkasau mulai bekerja menerima pasien rujukan dari Kabupaten Polman, Sulawesi Barat.
Perempuan usia 19 tahun yang merupakan mahasiswi dari Depok, Jawa Barat. Tidak lama berselang, masuklah tiga pasian lainnya masing-masing perempuan umur 61 tahun asal Kabupaten Pinrang, dan dua perempuan asal Kabupaten Sidrap masing-masing berumur 67 tahun dan 71 tahun. Mereka adalah Cluster Umrah. Yang asal Pinrang dan satu asal Sidrap berusia 71 tahun, dinyatakan positif.
“Was-was pasti takut juga cuma saya sampaikan ini mi jihad kita. Virus itu Ada namanya. Jika ada namamu biarpun gak kerja pasien Covid akan kena juga. Bersemangatlah. Alhamdulillah pada semangat,” tutur Kabid Pelayanan RSUD Andi Makassau ini.
Ketua Tim Penanganan Covid-19 RSUD Andi Makkasau, dr Nevy Shinta Damayanti membeberkan, saat tim mulai menerima hasil pemeriksaan medis yang menyatakan dua pasien positif Covid 19, perasaan was-was kembali menghantui.
“Yang sedih tuh ya teman-teman (perawat), karena mereka harus bermalam di RS untuk karantina,” bebernya.
Dokter spesialis paru ini pun kembali menyemangati tim untuk terus berikhtiar dan tawakkal.
“Saya cuma bilang, bersabarlah, In Sya Allah pasien pasien macam ini yang menarik tangan kita ke surga,” ujarnya.
Sementara Jufri, salah satu perawat menceritakan bagaimana dia harus menggunakan kostum APD berupa pakaian Hazmat atau pakaian dekontaminasi yang harus digunakan berjam-jam saat melakukan penanganan pasien.
“Pakaiannya terasa panas. Pakainya 4-6 jam. Tahan BAB dan BAK, serta menahan haus dan lapar. Bayangkan kalau masuk tengah malam keluar subuh. Setelah pakai APD harus mandi keramas bersih. Belum lagi itu teman teman perawat kalau pasang infus mereka harus lebih teliti karena tiga lapis sarung tangan dipakai,” kisahnya.
Jufri mengaku selama 19 hari bergabung dengan Tim Covid-19 harus menahan kerinduan terhadap keluarga tercinta.
“Rindunya luar biasa, komunikasi hanya bisa lewat video call. Kalau hari ini hasil rapid test negatif baru bisa ketemu keluarga,” harapnya.
Jufri mengaku sangat bersedia jika manajemen RSUD kembali menugaskannya dalam Tim Penanganan Covid-19 jika kembali ada pasien masuk.
Tim Covid-19 ini terdiri dari tenaga Dokter Spesialis Paru, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Dokter Spesialis Anastesi, Dokter Spesialis Patologi Klinik, Dokter Spesialis Radiologi, Perawat, Analis Lab, Radigrafer, tenaga PPI, Surveilans (administrasi) , cleaning service, tenaga Loundry & CSSD dan Tim IPSRS. (k13)