Kisah Erat Ceramah di Daerah Konflik Thailand

PAREPARE, DELIK.ID, — Erna Rasyid Taufan (ERAT) bercerita pengalamanya ceramah di luar Negeri. Kisah mencekam hingga cerita lucu saat Erat bersama rombongan di Thaliand

 

” Saat di Thaliand kita diundang berceramah di salah satu pondok pesantren di negara Thaliand. Ternyata kita berada di salah satu daerah konflik disana. ” Kata Erna Rasyid Taufan, Sabtu (25/05/2024).

 

Saat itu panitia pesantren tidak memberitahu jika daerah untuk ceramah adalah wilayah konflik. Rombongan Erat tiba sehari sebelum ceramah di pesantren itu.

 

” Kita tiba di pondok itu, pihak pesantren tidak memberi tahu jika wilayah yang kita kunjungi wilayah konflik. Satu lagi saat kami datang bertepatan hari libur santri, jadi santrinya kurang. ” Ungkap Erna.

 

Rombongan kemudian kembali ke hotel beristirahat persiapan ceramah besok. Waktu ceramah tiba, cerita Erna sambil tersenyum. Rombongan yang sudah menunggu di bus, melihat satu truk tentara setempat mengintai mereka.

 

” Saat turun dari hotel kemudian naik ke bus, saya melihat wajah rombongan saya semua tegang. Ternyata mereka melihat satu truk tentara bersenjata lengkap mengintsi bus kami. Namun saya tidak melihat hal yang dilihat rombongan.” kata Erna Sambil tertawa.

 

Dalam perjalanan menuju pesantren rombongan terlihat tegang informasi dari pemandu (Guide) rombongan tentara yang mengikuti mereka kemungkinan curiga. Apalagi rombongan berada di wilayah konflik Thaliand.

 

” Beruntung saat itu kita dipandu oleh pemandu yang juga mantan Paspamres Thaliand bernama Cakgu. Sebelum masuk pesantren Cakgu menemui tentara yang mengikuti rombongan. Hingga kita bisa cermah. ” Aku Erna.

 

Sampai di pesantren Erna Rasyid Taufan, tertegun melihat 6.000 jamaah yang sudah memenuhi lokasi ceramah di pesantren itu.

 

” Masyallah nya, kami kira kami nantinya cermah hanya dihadiri puluhan pihak pondok, karena santri pada libur. Namun 6.000 orang siap mendengarkan ceramah. ” Cerita Erna.

 

Selesai ceramah, Erna kembali mengingat ketegangan para rombongan dalam bus. Sejumlah rombongan yang mayoritas perempuan itu ada yang menelpon suamiya menceritakan kondisi di Thaliand.

 

” Ha ha ha. Ada salah seorang rombongan menelpon suaminya. Kata dia ke suaminya melalui sambungan telepon jika nanti hp miliknya sudah tidak aktif berarti sang istri telah suhada di jalan Allah. ” Ungkap Erna, tersipu.

 

Kisah dari cerita Erna, menjadi pengalaman berharga, mengambil keputusan tegas tetap melanjutkan rencana ceramah di daerah konflik Thaliand, merupakan keputusan tepat dari seorang leader.

 

” Seroang pemimpin harus bisa ngambil keputusan tegas, walaupun bahaya mengancam. ” Tegas Erna. (D11)

Related posts