PAREPARE, DELIK.ID – Kepala Lapas Kelas IIA Parepare, Totol Budiyanto membuka Pesantren Kilat untuk Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), di Masjid At-Taubah Lapas Kelas IIA Parepare, Jumat (8/3/2025).
Kegiatan tersebut dalam rangka semangat memasuki bulan Ramadan 1445 H, dengan tema “Membentuk Karakter Warga Binaan Pemasyarakatan Yang Ber Akhlaqul Kharimah”.
Hadir dalam acara tersebut Tim Penyuluh Agama dari Kementerian Agama Parepare, dan jajaran pejabat Lapas Kelas IIA Parepare.
Kegiatan pesantren kilat ini diikuti oleh 102 orang WBP sebagai peserta. Pelaksanaan kegiatan pesantren selama bulan Ramadan mulai tanggal 8 Maret hingga 8 April 2024.
Kepala Seksi Bimnadik, Muchamad Zaenal Fanani mengatakan, materi-materi yang diberikan saat pesantren kilat seperti membaca Al-Qur’an, praktik wudhu, praktik memandikan dan merawat jenazah, praktek shalat, tayamum, adzan, menghafal surat-surat pendek, dan ayat-ayat pilihan, doa-doa, mendengarkan ceramah, dan berdiskusi tentang keislaman.
“Selama mengikuti pesantren kilat, para peserta akan diberikan pelajaran dan pemahaman mengenai keislaman secara lebih mendalam. Sebagai bukti bahwa WBP telah mengikuti kegiatan keagamaan ini, pihak penyelenggara akan memberikan penialaian khusus dan sertifikat pada akhir kegiatan,” katanya.
Sementara, Totok mengungkapkan, kegiatan ini ditujukan bagi WBP yang muslim dengan menggunakan pola, dan tata cara kehidupan di dalam pesantren, tetapi dilakukan di dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Parepare.
“Kita berharap dalam memasuki waktu bulan Ramadan, WBP mampu memperdalam ilmu agama, belajar mendekatkan diri kepada Allah, serta menjauhi kegiatan-kegiatan yang dilarang oleh Allah SWT, serta lebih khusyuk untuk melaksanakan ibadah puasa.
Totok menjelaskan, kegiatan ini juga merupakan salah satu implementasi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 Tentang Pemasyarakatan, yang mengamanahkan pembinaan para narapidana selama menjalani masa pidana di Lapas, salah satunya yaitu pembinaan kerohanian.
“Semoga kegiatan ini dapat mempererat hubungan manusia dengan Tuhannya, hubungan manusia dengan sesama manusia, yakni dalam bersosialisasi dan membentuk kepribadian warga binaan menjadi kepribadian yang penuh dengan warna Islam yang kental. Dalam artian untuk memperkuat ukhuwah Islamiah, ukhuwah Wathaniyah dan ukhuwah Insaniyah,” pungkasnya. (d11/dlk**)