PAREPARE, DELIK.ID — Hidup yang tak berkecukupan, membuat seorang Nenek Usia 77 tahun di Kota Parepare, harus bekerja menjadi seorang penyulam lamming.
Tubuhnya harus merasakan sakit dibagian belakang, karena terlalu lama duduk setiap waktu untuk menyulam lamming yang harus selesai dalam sebulan.
Hal itu dilakukannya agar bisa mencukupi kehidupan sehari-hari bersama anak dan juga cucu-cucunya.
Dialah Bannia, seorang lansia yang ditinggal di Jalan Keterampilan No 1, Kelurahan Cappa Galung, Kecamatan Bacukiki Barat.
Bannia merasa terharu dan mengeluarkan air mata saat mendapat bantuan sembako seperti beras dan laiinnya dari Lurah Cappa Galung, setelah merasa selama bertahun-tahun tak mendapat bantuan dati pemerintah, Selasa 17 Desember 2019.
“Alhamdulillah, merasa terharu nak karena sudah bertahun-tahun tidak dapat bantuan, baru kali ini dapat beras, ini juga meringankan sedikit beban,” katanya.
Pendapatan Bannia memang sangat sedikit melihat keluarganya dalam satu rumah juga terbilang banyak. Satu lembar lamming dengan ukuran lima meter yang dibuatnya hanya menghasilkan Rp. 250 ribu saja per bulannya.
Mengetahui informasi terkait warganya tersebut Lurah Cappa Galung, Rusdania memberikan bantuan secara langsung.
Rusdania mengklarifikasi bahwa setelah ditelusuri, keluarga Bannia bukanlah keluarga yang bertahun-tahun tak tersentuh bantuan dari pemerintah setempat.
“Jadi anak dari ibu Bannia pernah mendapat bantuan dari pemerintah, karena memang batuan hanya diberikan untuk satu kepela keluarga, bernama bantuan pangan non tunai yang sebelumnya bernama rastra yang awalnya bernama bantuan raskin, bukan atas nama ibu Bannia tapi atas nama Anak ibu Bannia,” jelasnya.
Selain Bannia, Lurah Cappa Galung juga memberikan bantuan sembako pada warga kurang mampu lainnya bernama Muli yang beralamat di Jalan Puang Midding sebagai wujud kepedulian kepada warganya. (Dil)