Kisah Manula di  Lokasi Banjir Enggan Tinggalkan Rumah

SIDRAP, delik.id — Sejumlah Warga yang lanjut usia di Lokasi Banjir Kelurhan Wettee, Kabupaten Sidap, Sulawesi Selatan dilaporkan masih betah menetap di rumahnya masing masing. Padahal ketinggian air telah mencapai lantai rumah pangging mereka, atau berkisar 5 meter.

Karena alasan mencintai rumah, sejumlah manula di Kelurahan Wettee, Kecamatan Panca Lautan, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, memilih tetap bertahan. Salah satunya Nurhayati (65). Padahal Nurhayati hidup sendiri dalam rumahnya yang dikepung banjir.

” Apapun itu, rumah kita adalah tempat tinggal yang paling layak. Jika mengungsi ke Posko atau rumah keluarga, saya jadi risih atau malu.” Kata Nurrhayati, Selasa (18/6/2019).

Karena Usia, Nurhayati hanya bisa tinggap di rumahnya. Untuk keluar ia tak mampu lagi naik ke atas Perahu. Nurhayati juga termasuk warga kurang mampu.

Sama halnya yang dirasakan Kakek, Muhammad Amin. Ditengah banjir, Wettee juga kerap dilanda angin kencan. Angin kencang membuat genangan air bergelombang dan bisa merobohkan rumahnya. Saat ditemui, Kakek Muhammad Amin, sementara mengingat bambu yang jadi tiang pancang yang akan menguatkan rumahnya terjangan Banjir dan Angin Kencang.

” Dari pada mengungsi, kami memilih membenahi rumah. Kami memasang bambu sebagai tiang pancan sebagai penahan rumah dari terjangan banjir dan anging kencang.” Jelas Muhammad Amin.

Sementara itu, berbagai upaya yanh dilakukan Pemerintah setempat, mulai dari membujuk mereka hingga menjanjikan relokasi di daerah yang tidak terdampak banjir.

” Berbagai upaya telah kami lakukan. Namun warga di Wettee sudah terbiasa dengan banjir. Kini kami menerima bantuan 500 batang bambu dari Pemerintah Kabupaten untuk memasang tiang pancang di rumah masing- masing warga untuk menopang rumah warga. ” Aku Muhammad Ridwan, Lurah Kelurahan Wettee, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan. (D11)

Related posts